SUMPAH SATI BUKIK MARAPALAM. “ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABBULLAH”


Sambungan I ……….

Kedua ajaran yang saling berebut ini dibiarkan berkembang secara damai, tidak boleh ada lagi darah sesama muslim tertumpah, sesama muslim haruslah saling memelihara satu sama lainnya. Disinilah diputuskan dan diterima secara bulat Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, dan disini pula diterima pula putusan yang diusulkan yang menyatakan Syarak Mangato, Adat Mamakai, dan keputusan penting lainnya adalah mengulang penataan seluruh nagari di Minangkabau. Jadi seakan-akan dibentuk baru dengan struktur yang mengacu kepada Islam, dan mengakat Pangulu-Pangulu baru untuk mengisi struktur baru itu, jika Pangulu yang ada tidak mencukupi dan menetapkan persaratan pembentukan sebuah nagari, dimana disaratkan harus ada sebuah MESJID (balabuah batapian, ba balai ba musajid) yang sebelumnya tidak ada. Setiap nagari harus mempunyai Imam, Khatik, Bilal (tingkat nagari).

 Pada priode setelah Sumpah Sati Bukik Marapalam ini kehidupan masyarakat mulai tenang, para Niniak Mamak dan Alim Ulama serta Cadiak Pandai disetiap nagari melakukan permufakatan pula mengulang penantaan nagari, itulah hasilnya yang kita temui sekarang, nagari yang penataannya secara Islam, baik jajaran Koto Piliang, maupun Bodi Caniago, penataan ini hampir serentak dilakukan diseluruh Minangkabau, sebab acuannya sudah jelas, yaitu ISLAM.

 Penataan ini berjalan dengan baik, sehingga tampak sekali Nagari-Nagari di Minangkabau terstruktur secara Islam, dan bentuk ini adalah satu-satunya di dunia ini.

 Bila melihat kenyataan sekarang, ternyata Nagari-Nagari ini ditata dengan acuan:

a. Sholat, rakaat sholat, gerak tubuh dalam sholat, jumlah rakaat sholat, rukun sholat.
b. Huruf Basmallah.
c. Huruf Sahadat.
d. Rukun Iman.

 Sehingga ada Nagari dengan susunan Niniak Mamak Nan 13, atau Niniak Mamak Nan 17, atau Niniak Mamak Nan 19, Niniak Mamak Nan 24 dan sebagainya. Ada juga jumlah kampung yang 24 atau 13, atau 17 dan sebagainya. Ada pula jumlah suku yang mengambarkan unsur-unsur Islam. Demikianlah keadaannya sehingga nuansa Islam nampak sekali.

 Sejak priode inilah mulainya  kehidupan orang Minang yang Islami dengan Adatnya yang bersendikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah, suatu tata kehidupan yang benar-benar tentram, damai, walaupun pelaksanaan Agama Islam masih belum sempurna, namun Niniak Mamak melaksanakan pemerintahan Adat dengan bimbingan Alim Ulama, artinya setiap Niniak Mamak akan mengambil keputusan tentang Nagari dan Anak Nagari, terlebih dahulu minta nasehat kepada Ulama Nagari, Ulama menentukan syah atau batal, halal atau haram, yang dahulu disebut dengan istilah “BAMUTI” (bermufti, artinya minta nasehat ulama).

 Di atas sudah disebutkan bahwa puncak perbedaan pendapat antara fihak kaum Suny dengan kaum Sufi di Minangkabau adalah ketika dua orang guru mengaji ( Syekh Hafadal di Pasie Laweh dan Syekh Maranggo di Parambahan) seakan-akan menjadi pelopor baru dalam pengembangan agama Islam di Minangkabau, dan memang mungkin saja demikian, sebab keberagaman di zaman itu tentu saja belum belum begitu mantap, masih saja di warnai oleh hal-hal yang dilarang agama, seperti masih saja ada perjudian, menyabung ayam dan sebagainya yang sebenarnya sudah dilarang oleh agama Islam, tetapi masih saja banyak terjadi di masyarakat. Oleh karena itu kedua guru mengaji tadi mencoba untuk memantapkan pelaksanaan beragama, yang satu berorentasi Fikh yang kokoh, yang satu lagi lebih berorentasi Sufi. Tetapi malah yang terjadi penganut keduanya bentrok sampai saling membunuh, saling membatalkan kaji, menimbulkan keadaan yang tidak lagi aman dimasyarakat.

 Inilah yang menjadi latar belakang terjadinya Sumpah Sati Bukit Marapalam, sehingga diperkirakan tahun terjadinya Sumpah tersebut tahun 1684 M. (ingat kembali bahwa Syekh Hafadal mengajar di Pasie Laweh tahun 1676 M, sedangkan Syekh Maranggo, di Parambahan mengajar tahun 1683 M.) (salah satu versi Sumpah Sati Bukik Marapalam, perlu kajian)

 Semenjak adanya Sumpah Sati Bukit Marapalam, perjalanan agama berangsur baik, tapi masih diwarnai oleh hal-hal yang sebenarnya sudah dilarang oleh Agama itu sendiri, seperti menyabung ayam yang di zaman agama Hindu tidak dilarang, masih juga terlihat dimana-mana, demikian juga masih juga terlihat orang berjudi, tetapi Surau-Surau yang telah mulai banyak juga waktu itu secara intensif mengajarkan pengajian Agama Islam dengan baik, dan secara berangsur-angsur kaidah-kaidah Islam dilaksanakan oleh Masyarakat Minangkabau dengan pimpinan para Pangulunya.

 Banyak Pangulu yang sekaligus Ahli Agama, atau Ulama yang sekaligus Pangulu, sehingga pengajaran Agama Islam ini berjalan baik, dan Niniak Mamak memahami posisinya dengan benar, sehingga jika mereka bermusyawarah, kata sepakat mereka bulat, “bulek sageleng, picak salayang” dan “data bak lantai papan, licin bak dindiang kulik”.

 Memang perjalanan yang ditempuh oleh Agama Islam ini tidak semudah yang dikirakan, banyak juga onak dan duri, banyak juga ranjau-ranjau yang dilaluinya selama perkembangannya.

 Ahli Agama yang Exsoteris yang lebih melihat Lahir Syariat, memacu pengembangan Agama ini dengan mencetak sebanyak-banyaknya Ahlu Fikih, secara beranting mengembangkan kajiannya dengan landasan Fikih yang kuat, sedang dipihak lain terlihat pula para Sufi atau Tassawuf memacu pula pengembangan kajiannya, menekankan pada kedalaman, kesyahduan tidak hanya mengaji kulit saja, tetapi sampai pada kedalaman yang luar biasa dan banyak guru-guru Tassawuf bermunculan diberbagai pelosok Minangkabau.

 Tetapi ada lagi masyarakat yang beragama Islam, namun juga sebagai seorang pencuri, penjudi, penyabung ayam, jadi terlihat pula hal-hal yang berlawanan dengan agama Islam ini.

 Disamping perangai-perangai orang Minang yang masih banyak yang belum sejalan dengan Agama yang dianutnya, beda pendapat yang berpangkal dari dua paham, yaitu kajian lebih bersifat Exsoteris dengan pendekatan lebih formal, bahkan telah digandengi oleh Skripturalistik Intelektual, sebuah pemahaman yang hanya melihat segi Lahiriyahnya saja, berhadapan dengan pemahaman yang menukik pada kedalaman yang dapat mengungkap hal-hal yang tak bisa terungkap secara Exsoteris, dan mereka yang mempunyai pemahaman ini disebut pemahaman Esoteric, menamakan dirinya orang-orang Tarekat, mereka adalah orang Sufi. Kajian Tarikat ini memang berkembang di Minangkabau, bahkan Syekh Abdurrauf Singkil dan Syekh Burhanuddin Ula`an, Pariaman, juga penganut Tarekat, keduanya menganut Tarekat Syattariah.

 Keadaan beragama seperti ini berlangsung cukup lama, namun pada priode ini Agama Islam sudah menjadi satu-satunya Agama yang dianut oleh orang Minangkabau, hanya cara mereka melaksanakan Agama itu agak berbeda-bada, seperti yang satu melihat kulit, atau mengaji kulit saja, yang lain mengaji isi saja, yang lain lagi mengaji kulit sampai kepada isi, jadi ada yang melaksanakan ajaran kulit saja, dan ada pula yang melaksanakan isinya saja, dan ada pula yang melaksanakan dari kulit sampai kepada isinya.

 Hal-hal seperti inilah yang kemudian menurut sebahagian Ulama harus dibersihkan, dan pembersihan ini dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh yang didorong oleh 3 Haji yang baru pulang dari Mekah, yaitu Haji Miskin, Haji Sumaniak dan Haji Piobang yang kepulangannya itu terjadi setelah Mekah dapat di kuasai oleh paham Wahabi (cabang Mazhab Hambali) yang waktu itu melakukan pembersihan Tauhidnya dengan kekerasan, dengan pedang.

 Tuanku Nan Renceh yang kemudian dilanjutkan oleh Tuanku Imam Bonjol dengan Harimau Nan Salapannya melakukan pembersihan demi pembersihan dengan kekerasan, dengan pedang, namun mendapat tantangan dari Pakieh Sagier, dimana yang terakhir ini berpendapat pembersihan itu tidak boleh dengan pedang, tetapi cukup dengan disiarkan saja dengan lembut. Kedua mereka ini, Tuanku Nan Renceh dan Pakieh Sagier adalah murid Tuanku Nan Tuo di Koto IV Angkek, dan Tuanku Nan Tuo ini adalah guru dari ulama-ulama Paderi, baik seluruh Tuanku Nan Salapan maupun Tuanku Imam Bonjol sendiri pernah belajar kepada beliau.

 Dalam hal ini, Tuanku Nan Tuo, Syaikhul Masyaik (guru dari sekalian guru) memihak kepada Pakieh Sagier yang lembut. Akibatnya semua yang disebut “Harimau Nan salapan” berontak melawan gurunya, mereka tanggalkan Imamat dari Tuanku Nan Tuo, Syaikhul Masyaik tadi dan diserahkannya kepada Tuanku Mansiangan di Koto Laweh, Padang Panjang, maka diamlah Tuanku Nan Tuo, sebab Tuanku Mansiangan Koto Laweh itu adalah anak dari gurunya, yaitu Tuanku Mansiangan Nan Tuo.

 Disini terlihat pembersihan yang dilakukan oleh kelompok Tuanku Nan Renceh dengan kekerasan, dengan pedang telah menimbulkan perpecahan di kalangan Ulama Islam sendiri, dan api perperangan sudah bergejolak, sudah banyak nyawa sesama muslim melayang, namun pembersihan yang dilakukan oleh Tuanku Nan Renceh berjalan terus, tak mempan lagi nasehat-nasehat guru, sehingga kelompok Pakieh Sagier hanya dapat berhubungan secara sembunyi-sembunyi, ada yang saling berkirim surat sesamanya, ada yang datang bertemu sesamanya pada malam hari dan dengan sangat tersembunyi.

 Maka dengan takdir ALLAH SWT, antara Pangulu-Pangulu dan Ulama-Ulama di Luak Nan Tigo, hendak membuat rapat besar yang tersembunyi tempatnya di Koto Empat Angkat, Agam. Disinilah didudukan segala persoalan, dan diputuskan dalam rapat itu untuk minta bantuan kepada pihak Belanda yang waktu itu sudah ada di Kota Padang, lengkap dengan serdadu dan pembesarnya.

 Pada rapat yang kedua diputuskan cara yang ditempuh menemui Belanda di Padang itu, yaitu dengan berkirim surat minta bantuan, surat mana ditandatangani oleh Pangulu-Pangulu dan Tuanku-Tuanku Ulama Kaum Tua yaitu Tuanku Diharo, Tuanku Nan Tuo, Tuanku Sam`ik dan surat itu dibawa oleh Bagindo Khatib, dari Nagari Biaro Gadang, di ikatkan dipahanya, maka pergilah Bagindo Khatib seperti layaknya seorang Siak pergi mengaji dan inilah alasan bagi Belanda (yang memang sudah ingin memasuki kawasan Luak Nan Tigo) untuk akhirnya masuk ke Minangkabau, dan terjadilah perang selama bertahun-tahun, sampai akhirnya tahun 1837 M. 

…..bersambung II …

Catatan, R.Dt. Rajo Manso.

Tentang YHOHANNES NEOLDY, ST

Seberapa besar kita mengenal diri kita sendiri, tentunya hanya kita yang tau. Kita bisa berbicara A didepan orang mengenai diri kita. tapi bisakah kita mengatkan B pada Hati kita. tentunya tidak sejujurnya kita tidak dapat membohongi hati kita. kita suka terhadap sesuatu tapi dengan berbagai pertimbnagan kita malas mengungkapakan hal tersebut….kenapa dan mengapa??? tentunya hanya kita yang tahu. apakah sebegitu memalukannya hal yang kita inginkan sehingga kita tidak berani dan enggan mengungkapkannya. …saiYah… kLo suRuh descrIbe aBouT mY seLf.. gw seNdiri biNguNg.. seTiaP haRi aDa yG beRubaH.. eNTah yG baIk ataU yaNg buRux.. yG pasti gw bUkaN oRang yaNg meNgikuTi aRus.. BiaR kaN meReka di LUaR saNa beRmaiN deNgan maiNaNnya.. aKu deNgaN maiNaN ku seNdiri.. Gw kadaNg gILa kaDang meLankoLis kadaNg juga sTatis.. haNya terKadaNg hiduP ku teRLalu draMatis tuK ku ceRitaKan.. aKu oRang aNeH yG taK peRnah teRteBak oLeh Ku sendirI keMaNa jaLan yG ku tUju..HaL baRu.. aKu peMbuRu haL baRu.. di dUNia iNi banYak haL yg beLum ku keNaL.. MuNgkiN akaN ku haBis kaN hiduP ku uNTuK iTu daN bersEraH diRi seUtuHnya pada-Nya.. peTuaLaNg.. iTu meMaNg! oRaNg yG maLang.. Ku rasa aKu iNgiN puLaNg.. ke JaLan iTu.. BUkaN meLayaNg” spRti saaT ini.. aKu aneH.. peNuh deNgan diLemaTis.. taPi aKu taU siaPa aKu.. aH ribeT.. neoldy… neoldy… saMa saJa.. sILahkaN kaLIan yG meNiLai.. sUdaH banyaK Kok yaNg meniLai.. tesTi Ku saJa yG kaLIan baca tUk mengeNaL ku.. yG kadaNg giLa kadaNg aneH.. RibeTtttttttttt!!!!!!! PokoknYa yg pEngen taU gMn gW oR6nYa cobaLah utK l3bih deKaT..deKaT..DeKaT..Dekat..terUs..Terus..TerUs bElUm DeKat.. TRus dah ah BaHaYa terLaLu dEkaT……………….”WARNING” Lagi….. Saya lebih suka memulai dari bawah dan mendaki kepuncak dari pada memulai dari puncak dan harus tetap bertahan disana. Berbagai bunga serta kerikil dalam kehidupan ini telah sering aku rasakan, baik itu dalam bentuk cemoohan, cacian, sanjungan, sindiran, pujian, bahkan ada pula dukungan serta tekanan yang membuatku semakin hidup ini menjadi lebih bisa aku maknai. Tapi semua itu hanya pandangan orang dari luar saja, hati ini tak ada yang tau aku merasakan apa saat ini, sakitkah aku, pedihkan aku, teririskah aku atau senangkah aku, bahagiakan aku, ceriakah aku itu semua hanya hatiku yang membawa kemana aku harus melangkah mencari jalan yang benar2 lurus tanpa duri2. Meski kesedihan terus menggantung pada kelopak mata ini berusaha menarik terus dengan kuat air mataku untuk keluar dan terkadang tangisan itu tak bisa ku bendung sampai tersedu-sedu. Aku berjuang dengan tangnku sendiri hanya mama dan nenek ku yang perhatian untukku. Menghormati diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengendalikan diri sendiri. Tiga ini saja mengarahkan hidup pada kekuatan yang berddaulat. Ingatlah kebaikan seseorang pada kita Lupakan kesalahan seseorang pada kita Ingatlah kesalahan kita pada orang lain dan Lupakan kebaikan kita pada orang lain jangan berdusta bila tak ingin didustai… Ketika Seseorang melukai hatimu, tulislah diatas pasir agar terhapus angin. Bila kebaikan yang terjadi, pahatlah di atas batu agar tidak terhapus oleh angin. Saat hidup berjalan di luar rencana pasti ada sesuatu keajaiban di dalamnya. Hanya orang-orang yang bisa berfikir jernih yang akan mampu memunculkan ke ajaiban itu dan memahami bawah hidup itu misteri. Kemandirian untuk mengisi waktu muda dengan hal-hal positif dan tidak takut akan adanya perbedaan. Serta kemandirian untuk selalu melahirkan kreatifitas dan inovasi dalam mencari penyelesaian permasalahan, tanpa berharap adanya kesempatan dari orang lain. “Dan jangan terlalu cepat menilai seseorang … apalagi baru bertemu atau cuma melihat dari jauh! Kenali dulu orang itu, baru menilai! Bak pitua urang minang, “KOK NDAK TAU JO GADANG OMBAK CALIEK KAPANTAINYO, KOK NDAK TAU JO GADANG KAYU CALIK KA PANGKANYO” Kehidupan mengajarkan aku untuk bersikap bisa menerima kenyataan pengalaman mengajarkan aku akan arti kejujuran kebenaran tak akan penah terkalahkan oleh satu apapun karna saat kejujuran itu berkata maka kebenaran akan mengungkapkan semuanya salah bagi mereka yang menyalahkan kan arti kejujuran .. salah bagi mereka yang tak memperdulikan kebenaransalah untuk mereka yang menutup mata telinga hati dan pikiran untuk mengetahui kenyataan kejujuran dan kebenaran. Dalam hidup ini butuh perjuangan. Dalam hidup ini perlu pengorbanan. Dan dalam hidup ini aku harus melakukan hal yang benar meskipun berbahaya!!! CINTA KEBAHAGIAAN KASIH SAYANG PERSAHABATAN TUMBUHNYA DARI HATI YANG TULUS. Aku akan mencintai orang yang mencitaiku dan akan menjaga mereka dengan sepenuh hati tidak akan menyakitinya dan lukai hatinya karna cinta semua akan terasa indah cuman GW yang bisa ngedapetin hatinya Saat hidup berjalan di luar rencana pasti ada sesuatu keajaiban di dalamnya. Hanya orang-orang yang bisa berfikir jernih yang akan mampu memunculkan ke ajaiban itu dan memahami bawah hidup itu misteri Uang tidak akan bisa mengembalikan waktu yang telah berlalu. Setelah hari berganti, maka waktu 24jam tersebut akan hilang dan tidak akan mukin akan kembali lagi. Karena itu gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menytakan perhatian dan kasih sayang anda kepada orang yang sangat anda sayang dan anda cintai, sebelum waktu itu berlalu dan anda menyesalinya. “Untuk melakukan suatu perubahan bukanlah tugas yg mudah. Kadang kita dihina, dicaci, diremehkan & bahkan difitnah. Kita harus berterimakasih kepada mereka untuk menunjukkan & membuktikan bahwa kita bisa. semua tantangan itu akan dapat teratasi.” Dimana kita berdiri tidak penting, yang penting mau kemana kita akan melangkah. Tentukan tujuan dari sekarang, cintai prosesnya dan mimpikan hasil terbaiknya! Berapa besar kepercayaan orang, ditentukan oleh seberapa besar kejujuran dan kredibilitas kita. Bangun kredebilitas dan tetaplah mengutamakan kebenaran hakiki yang tidak bisa ditawar lagi. Tidak peduli dengan latar belakang keluarga, yang penting kita mau melakukan sesuatu dan kita berada di jalur yang tepat dan mau tumbuh juga berkembang. Orang tua kita siapa itu tidak penting, terpenting kita mau jadi anak yang bagaimana. Tidak peduli masa lalu, yang penting hari ini, esok dan seterusnya. Tak perlu pikirkan buruknya masa lalu, hinannya kita di masa lalu, yang penting kita mau memikirkan dan berubah mulai sekarang untuk hari esok. Tidak peduli siapa diri kita di mata orang lain, yang penting kita mau melihat orang lain dari sisi terbaiknya dan mau melihat diri kita dari sisi terbaik dan terburuknya. Fokuslah pada kelebihan yang kita miliki. Sukses bukan berarti serba bisa! Buah yang akan kita petik, ditentukan dari bagaimana kita menanamnya. Lakukan yang terbaik dan tetaplah konsiten. Bagaimana sekarang kita berproses, maka inilah yang akan menentukan hasil akhir dari semuanya. Tuhan tidak pernah tidur, kuasanya tahu mana hamba-hambanya yang mau melakukan sesuatu dan bekerja keras, berdo’a dan meyakini bahwa tuhan akan ikut campur tangan untuk hal-hal yang diluar kemampuan kita. Tetaplah optimis dan lakukanlah yang terbaik. Seberapa besar mimpi kita itu tidak penting, yang penting seberapa besar sesuatu yang kita kerjakan dan seberapa tepat kita melakukannya. Timing! “Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan INI BAPAK SAYA. Tapi pemuda adalah seorang yang mengatakan INILAH SAYA”
Pos ini dipublikasikan di Artikel. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar